Dalam dunia otomotif pasti tidak asing dengan yang namanya energi kinetik dan gaya pengereman. Untuk menggerakkan sebuah mobil diperlukan energi kinetik yang sangat besar, begitu juga sebaliknya untuk menghentikan sebuah mobil diperlukan gaya pengereman yang juga besar. Sebenarnya dari energi kinetik yang besar ini menyimpan potensi energi listrik yang besar.

Pada mobil-mobil konvensional,kita hanya akan menemukan energi kinetik terbuang sia-sia menjadi energi panas ketika proses pengereman, namun sejak adanya teknologi KERS (Kinetic Energy Recovery System) maka  energi kinetik yang begitu besar tadi bisa dikonversikan menjadi energi listrik ataupun bisa digunakan untuk menambah daya boost suatu mobil.

Beberapa contoh aplikasi dari KERS dapat kita temui pada beberapa jenis kendaraan diantaranya adalah mobil hibrid dan kendaraan yang menggunakan teknologi KERS terkini tentunya adalah F1. Pada mobil-mobil hibrid sering kita temui dengan suatu system hibrid yang disebut dengan Petrol-ElectricHybrid System. Salah satu jenis mobil hibrid yang termasuk dalam kategori the world’s best selling hybrid car yakni Toyota Prius dengan tingkat kumulatif penjualan secara global mencapai lebih dari 3 juta unit hingga Juni 2013.



HybridElectric Vehicle adalah salah satu jenis kendaraan yang menggabungkan antara Internal Combustion Engine (ICE) systemdengan Electric Propulsion System. Banyak mobil hybrid yang menggunakan sistem start-stop otomatis, yakni ketikamesin dalam kondisi idle maka ICE akan dimatikan sementara waktu, dan ketika dibutuhkan maka secara otomatis ICE akan menyala kembali.

Ada beberapa carakerja dari Petrol-Electric Hybrid System yakni:

            1. Menggunakaninternal combustion engine untuk menghasilkan listrik melalui electrical generator yang kemudianlistrik ini akan disimpan di dalam battery.

2. Menggunakan Regenerative Braking System dimana akan mengkonversi energi kinetik selama proses pengereman menjadi energi listrik yang kemudian energi listrik tersebut akan disimpan di dalam suatu battery atau bisa digunakan secaraproses mekanikal. Ada beberapa jenis metode kerja dari regenerative braking system, yakni menggunakan flywheel dan ultracapacitor yang mana dari keduanya tidak lagi menggunakan baterai.

Teknologi KERS dengan menggunakan flywheel dapat mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 25%. Selain itu prototipe Volvo S60 sudah menggunakan teknologi KERS berbasisflywheel yang mampu memberi tambahan gaya dorong hingga 80 bhp.

Flywheel yang terpasang pada rear-axel mampu menangkap energi kinetic yang terbuang selama proses pengereman. Dengan adanya energi kinetic yang terserap maka dengan bantuan energi dari flywheel waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan dari 0-62 mph hanya akan membutuhkan waktu 5.5 detik.

Dengana danya KERS maka secara temporer mobil Volvo S60 menjadi mobil dengan tipe four-wheel drive yakni dengan mesin bensin untuk menggerakkan 2 roda depan dan flywheel KERS yang secara temporer akan menggerakkan roda belakang. Dalam kondisiakselerasi yang ekstrim daya dorong dari flywheelKERS bisa dimanfaatkan selama 10 detik. Dibandingkan dengan sistem mobil hibridkonvensional maka berat secara keseluruhan untuk flywheel KERS hanya sekitar 60 kg, yang mana sangat jauh lebih ringan dibandingkan dengan battery-electrichybrid yang berkisar hingga 300 kg.

Sistem KERS yang menggunakan ultracapacitors secara prinsip kerja sebenarnya hampir sama dengan flywheel hanya saja energi kinetic harus dikonversi terlebih dahulu menjadi energi listrik barulah setelah itu akan dimanfaatkan untuk menggerakkan motor listrik. Kelebihan dari ultracapacitors adalah mampu menyerap dan mengeluarkan energi listrik secara cepat.

Semoga di masa yang akan datang teknologi KERS semakin mudah terjangkau dan mudah diaplikasikan untuk kendaraan bermotor.

referensi:
Autoexpress.co.uk
Extremetech.com
Wikipedia.com
Greentechmedia.com