Bagi masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan yang namanya moda transportasi kereta api terutama bagi masyarakat jawa dan sumatera. Sebagaimana kita tahu kereta api memiliki massa yang sangat berat danberjalan dengan kecepatan yang cukup tinggi, sehingga secara otomatis gaya inersia dari kereta api juga sangat besar. Maka untuk menghentikan atau mengurangi kecepatan suatu rangkaian kereta api membutuhkan gaya pengeremanyang sangat besar sehingga membutuhkan sistem pengereman yang cukup rumit. Sistem baku pengereman yang banyak digunakan oleh berbagai perusahaan kereta api didunia adalah yang biasa disebut dengan Westinghouse Braking System.

Secara umum sistem pengereman Westinghouse adalah menggunakan udara bertekanan tinggi yang akan menggerakkan pneumatic piston untuk melakukan proses pengereman. Pada awalnya udara akan disedot terlebih dahulu oleh kompressor, namun perlu diketahui sebelum udara tersebut masuk ke dalamcompressor maka terlebih dahulu udara tersebut harus melewati air filter untuk memisahkan antara udara kering dengan uap air yang terkandung mengingat sistem pengereman menggunakan piston pneumatik maka tentunya tidak diijinkan adanya uap air yang masuk karenahal ini akan menyebabkan terjadinya korosi atau pengkaratan.



Setelah udara masuk ke compressor maka kemudian udara bertekanan tersebut akan dialirkan menuju suatu bejana atau yang biasa disebut dengan pressure vessel. Ketika tekanan di dalam bejana tersebut mencapainilai tertentu maka sebagian udara bertekanan harus dibuang bersamaan uap airyang tersaring oleh air filter karenasebagaimana kita ketahui uap air yang tersaring tersebut tidak akan mampu keluar ke udara atmosfer karena tekanannya sama dengan tekanan atmosfer sehingga harus didorong oleh udara bertekanan yang dikeluarkan dari bejana penyimpan.

Sebelum adanya sistem pengereman Westinghouse, maka sistem pengereman kereta menggunakan sistem yang bernama straight air system. Sistem ini menunjukkan bahwa udara bertekanan akan menggerakkan piston yang tersambung dengan sistem engsel mekanis yang terhubung dengan brake shoes. Udara yang bertekanan tersebut berasal dari lokomotif yang dihubungkan melalui selang atau hose dan terhubung secara langsung dengan sistem perpipaan pada masing-masing gerbong.

Sebenarnya sistem ini memiliki kekurangan berupa adanya tekanan udara yang hilang yang mana kemudianakan mengakibatkan berkurangnya gaya pengereman, hal ini bisa terjadi mengingat karena kurang rapatnya sambungan antara sistem perpipaan dengan selang penyalurudara.

Kelebihan dari sistem Westinghouse bila dibandingkan dengan straight air system adalah adanya bejana tekan atau yang disebut dengan main reservoir dan triple valveatau biasa disebut dengan control valve. Dengan adanya bejana penyimpan makahal ini akan menghilangkan air pressure loss. Karena dengan adanya main reservoir akan membuat tekanan udara pengereman menjadi stabil dan terkontrol.

Triple valve pada sistem Westinghouse memiliki 3 fungsi sesuai dengan namanya yakni untukmengisi udara bertekanan menuju bejana penyimpan, melakukan pengereman, dan melepas pengereman. Desain awal dari triple valve adalah dengan menggunakan 3 jenis valve yakni poppet feeding valve tipediafragma, reservoir charging valve, brake cylinder release valve. Kemudian seiring berjalannya waktu makatriple valve diganti menjadi 3 komponen yang terdiri dari piston valve, slide valve, dan graduating valve.

Beberapa istilah yang digunakan oleh masinis dalam mengatur brake valveyakni “release”, “running”, “lap”, “application” dan “emergency”. Kelimakondisi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Posisi “release” bermakna bahwa kondisi main reservoiratau bejana penyimpan utama dalam kondisi tersambung dengan pipa pengereman.Dengan adanya peningkatan tekanan udara pengereman secara cepat maka secaraotomatis nantinya akan mendapatkan kondisi pelepasan atau release pengeremansecara cepat pula.

2. Posisi “running” membolehkan adanya “slow feed” menuju pipa pengereman untuk mengantisipasi adanyakebocoran kecil atau minor losses di dalam pipa pengereman, sambungan ataupunpada selang.

3. Posisi “lap” akan memutus koneksi antara main reservoir dengan pipa pengeremandan akan menutup koneksi pipa pengereman dengan atmosfer setelah prosespengereman dilakukan.

4. Posisi “application” akan menutup koneksi dari main reservoir dan akan membuka pipapengereman menuju atmosfer sehingga kita sering mendengar adanya suara mendesisakibat adanya udara yang keluar dari pipa pengereman.

5. Posisi “emergency” akan membuka katup atau valve sehinggaakan menimbulkan proses pengereman yang tiba-tiba.


Referensi :

en.m.wikipedia.org

railway-technical.com