Kita semua tentu tidak asing dengan kendaraan-kendaran tempur sejenis tank. Ketika perang dunia 2 ada beberapa negara yang sudah mampu memproduksi tank semisal Inggris dengan dengan MK VII cavalier dan MK VIII cromwell, Amerika dengan M4 sherman dan M5 stuart, Uni Soviet dengan T-34, dan tentunya tank yang paling canggih dan kokoh di masa itu pastilah buatan Jerman dengan Tiger Tank.

Ketika perang dunia 2 banyak tank-tank dari amerika dan sekutunya dihabisi oleh Tiger Tank, mengingat kita tentu tahu dalam sejarah dunia otomotif dan engineering Jerman termasuk negara yang terdepan dalam kedua hal tersebut. Semasa perang dunia 2 Tiger Tank memang terkenal sulit dilumpuhkan mengingat tank ini menggunakan material plat baja yang sangat tebal sehingga sulit ditembus proyektil.


Tank Rusia

Pada zaman saat ini yang mana teknologi sudah berkembang sangat pesat maka ditemukanlah suatu material yang cukup ampuh untuk meredam proyektil-proyektil dari tank lawan yang biasa disebut dengan istilah Explosive Reactive Armour atau biasa disingkat ERA material.

Elemen utama dari ERA tersusun dari lembaran-lembaran atau lempengan-lempengan high explosive sandwiched yang diletakkan diantara 2 plat metal utama, maka lembaran-lembaran tersebut itulah yang disebut dengan elemen dinamik atau elemen reaktif yang akan memberikan gaya reaksi sehingga mampu membelokkan arah dari proyektil yang mana sebelumnya diharapkan proyektil-proyektil tersebut mampu menembus body tank.



Tank Jerman yang sudah dilengkapi ERA

Ada 2 tahap mekanisme untuk mengacaukan arah dari proyektil-proyektil tersebut :

1. Pada bagian-bagian tertentu dari tank yang terpasang ERA maka ketika proyektil datang dengan sebab adanya ERA maka akan mengurangi sudut tabrakan karena secara otomatis material ERA akan membuat seperti seolah-olah ada reaksi “tonjolan” pada moving plate di luarnya sehingga akan mengubah sudut impact dari proyektil.

2. Karena bentuk tank yang menyudut pada beberapa bagian maka hal ini akan semakin membantu membuat titik impact berada diluar target dari proyektil yang mana akan mengurangi resiko kehancuran tank. Maka secara otomatis mau tidak mau tentara ataupun kendaraan tempur lainnya yang mencoba ingin menghancurkan sebuah tank harus mencari bagian-bagian tank tertentu yang tidak menggunakan ERA, tentunya hal ini tambah menyulitkan bukan?

Untuk lebih jelasnya bagaimana cara kerja dari ERA dapat dijelaskan sebagaimana berikut :

Ketika ada proyektil yang mengarah menuju ERA maka secara otomatis bagian plat depan akan menimbulkan gaya reaksi ke atas dan sebaliknya pada plat bagian belakang akan menimbulkan gaya reaksi ke bawah.

Akibat adanya gaya reaksi ke arah atas dari plat bagian depan maka akan membuat gaya dari proyektil menjadi tidak stabil dan akan menimbulkan gelombang elastik longitudual pada proyektil tersebut. Ketika proyektil tersebut telah mencapai plat bagian belakang maka gaya reaksi pada plat bagian belakang akan mengarah ke bawah sebagai akibat adanya torsi yang diambil dari plat bagian atas. Maka hal ini akan mengakibatkan proyektil tersebut akan hancur menjadi bagian-bagian kecil sehingga dengan hancurnya proyektil ini menjadi bagian-bagian yang lebih kecil akan mengurangi kemampuan penetrasi dari proyektil.

Salah satu teknologi ERA terbaru adalah “Kontakt 5 heavy ERA”. Karakteristik dari ERA jebnis ini memiliki lebar 10.5 cm, panjang 23 cm dan ketebalan mencapai 7 cm dengan berat untuk 1 array ERA ini mencapai 10.35 kg, yang mana untuk keperluan ERA pada Tank rusia T-80 memerlukan berat total array mencapai 2.8 Ton. Dari sejumlah rangkaian penelitian dan pengetesan diperoleh hasil bahwa Kontakt 5 dapat mengurangi resiko penetrasi hingga mencapai 38%, sehingga dengan kata lain penetrator proyektil hanya mampu mencapai maksimum kemampuan 62% dari total kapabilitas


sumber:

http://en.wikipedia.org/

http://www.economist.com/node/18750636

http://fofanov.armor.kiev.ua/Tanks/EQP/era.html