Lulusan Teknik Informatika di Indonesia sangat banyak tiap tahunnya. Hampir setiap perguruan tinggi sekarang ada jurusan Informatikanya jadi bisa kebayang secara total seluruh Indonesia berapa banyak lulusan Informatika. 

Dengan jumlah lulusan yang bejibun tiap tahunnya, belum tentu semuanya langsung dapat kerja atau mudah dapat kerja. Banyak faktor yang bisa jadi penyebab seorang lulusan Informatika kesulitan dapat kerja dibidangnya. 

Dan seringkali faktor-faktor itu ternyata bersumber dari diri sendiri. Saya sendiri adalah seorang Lulusan Teknik Informatika tapi Alhamdulillah gak lama dari itu dapat kerjaan setelah lulus sidang Skripsi. Dulu semester 1-6 tidak punya skill sama sekali, Programming tidak bisa, Database pas-pasan, Jaringan apa lagi. 

Baca juga: Tips Mudah Diterima Kerja untuk Lulusan Teknik Informatika

Untungnya saat masuk Skripsi mau-mau gak mau mesti buat Program, harus bisa koding. Akhirnya selama skripsi mulai seriusin belajar Coding meski masih comot sana comot sini sampai Skripsinya jadi dan lulus. Beberapa bulan setelah beres sidang, saya coba cari-cari kerjaan Freelance biar makin ngasah skill sambil coba melamar-lamar di perusahaan. Syukurnya langsung diterima di perusahaan pertama. 

Sekarang ini saya diberi kesempatan untuk meng-Interview orang-orang lulusan informatika baik yang baru lulus atau sudah ada pengalaman. Banyak pelamar yang tidak kami terima karena memang skill nya tidak masuk kriteria atau karena ada pesaing lain yang lebih baik skill nya. 

Dari pengalaman ini dan dari berbagai sumber lainnya kita bisa coba simpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan lulusan Informatika sukar dapat kerja. 

1. Tidak Bisa Programming / Coding

Bagi lulusan Informatika, tolok ukur pertamanya hampir pasti adalah soal Programming. Programming ini sudah diajarkan sejak semester 1 dan terus diajarkan juga sampai akhir tapi sepertinya hanya sedikit mahasiswa yang mau fokus belajar Coding. 

Saat masih kuliah harusnya kita bisa fokus belajar salah satu Bahasa Pemrograman yang disukai atau yang memang populer dan umum digunakan di Indonesia. 

Baca juga : Memilih Bahasa Pemrograman Yang Tepat Untuk Web Development

Kita harusnya menyadari bahwa Programming ini skill yang "Wajib" kita kantongi setelah lulus guna memudahkan dapat kerja. Bahkan banyak sekali orang-orang yang mendirikan StartUp itu karena awalnya mereka sendiri yang mulai Coding. 

Nah bagi teman-teman terutama yang masih kuliah, segeralah bertaubat :D dan mulai serius belajar Coding dan memperdalam Algoritma. Kurangi main games, nongkrong atau hal-hal kurang bermanfaat lainnya. Jika sudah cukup bisa Coding, coba buat satu program/software/app utuh tentang apa saja...kan lumayan buat portofolio juga. 

Baca juga: Algoritma dan Pemrograman Itu Apa Sih?

2. Lemah dalam Skill IT yang lain

Lowongan dunia IT selain posisi Programmer atau Software Engineer, banyak posisi lainnya yang juga dibutuhin. Seperti Network Engineer, Database Engineer, Sys Admin, Linux spesialis, Server Spesialis dll. 

Nah jika kurang minat dengan Programming, mohon usahakan faham dan kalau bisa kuasai Skill yang dibutuhkan untuk posisi-posisi diatas. Untuk lulusan baru tidak harus jago banget memang, tapi setidaknya faham konsep dan prakteknya. 

Kamu bisa pilih buat fokus di Database, Jaringan/Network dll. Jangan sampai lulus tapi tidak faham apa-apa. Ini banyak kejadian pada teman-teman yang saya pernah interview dan alasannya macam-macam. Ada yang bilang sibuk ngerjain tugas kampus yang banyak sehingga tidak bisa fokus, ada yang bilang kurikulum kampus dan pengajarnya yang gak pas dll. 

Celakanya, di dunia kerja yang ditanya itu kamu bisa apa, skill kamu apa karena perusahaan gak perduli kampus kamu gmn, dosen kamu gmn, tugas kamu banyak atau gak. Perusahaan itu maunya kamu skill nya cocok dan langsung bisa kontribusi.

3. Demand perusahaan yang makin tinggi

Dengan terus berkembangnya dunia teknologi dan bisnis, perusahaan-perusahaan mau tidak mau harus adaptasi dan merespon perubahan itu. Akhirnya ini memaksa mereka terus meng-Upgrade teknologi yang mereka punya bahkan menggantinya dengan yang baru dan lebih mumpuni.

Contoh 10-20thn yang lalu mungkin masih umum orang pakai VB 6 namun sekarang ini banyak perusahaan mengubah sistem mereka dengan yang lebih canggih lagi pakai C#, Java dll. Beberapa tahun kebelakang orang banyak pake PHP, namun sebagian dari mereka sekarang mungkin sudah beralih ke yang lain seperti Node.JS, Go dll. 

Nah pergeseran yang kian cepat ini kadang tidak diimbangi dengan ketersediaan orang yang ahli disitu. Akhirnya para lulusan baru yang punya skill X bisa tersisihkan oleh mereka yang punya skill Y (yang tengah nge-Trend dan lebih bagus). 

Ditambah lagi sekarang Eranya AI (Kecerdasan Buatan), Data Science dan Big Data..persaingan semakin sengit, kemampuan yang disyaratkan semakin tinggi...jadi mau gak mau mahasiswa itu mesti paksain diri buat dapat sesuatu ketika lulus.

4. Dikampus belajarnya X tapi lowongan kerja banyaknya Y

Sudah berkali interview lulusan almamater sendiri. ternyata sejak jaman saya masih belum berubah kalau mereka belajar buat aplikasi Web Based-nya pakai JSP.

Sepengetahuan saya, kebanyakan lowongan di Indonesia buat posisi Web Developer ini pakai PHP, Javascript (Node dan Framework), Python, Ruby. Tidakkah sebaiknya ini yang diajarkan dikampus dan kampus yang lainnya juga. 

Mahasiswa itu banyak malasnya apalagi kalau belajar otodidak, akhirnya mau gak mau mereka ikutin aja apa yang kampusnya ajarkan. kalau sudah begini bisa jadi nanti jatuh ke poin no 3 diatas. 

5. Wawasan keilmuan seputar IT nya kurang 

Jika ada 2 orang pelamar si A dan si B, keduanya punya skill yang sama dalam Programming misal mengusasi Bahasa C++. Tapi saat interview ternyata si A wawasannya nya lebih luas, jadi tatkala ditanya soal hal lain dalam dunia IT seperti masalah Web Server, Teknologi-teknologi baru dll, si A ini bisa menjawab. Maka tentu si A yang akan di pilih perusahaan. 

Contoh lain misal sebuah perusahaan membutuhkan Web Developer dengan bahasa pemrograman Utama adalah PHP , perusahaan umumnya akan mencari pelamar yang juga kenal atau faham HTML, MySQL dan Web Server-nya. 

Jadi intinya sekarang ini kita mesti banyak-banyak membaca seputar dunia IT untuk menambah pengetahuan sekaligus melengkapi skill utama. Perbanyak bacaan seputar perkembangan teknologi, nimbrung di forum-forum dll.

6. Tidak bisa ambil sertifikasi

Beberapa profesi di dunia IT mensyaratkan orang harus punya Sertifikasi. Ada sertifikasi CISCO untuk orang Jaringan, ada sertifikasi Cyber Security, Sertifikasi Database dll. Jika kamu punya uang, jangan ragu buat ambil karena ini salah satu pelengkap dan penguat bahkan bukti atas kemampuan kita.

7. Persaingan yang makin ketat

Lulusan baru juga mau tidak mau harus bersaing dengan mereka yang lebih dulu kerja bahkan dengan mereka yang sudah level senior. Di dunia IT Indonesia ini terkenal dengan istilah kutu loncat, artinya jarang banget ada orang yang lama kerja IT di satu perusahaan.....yesss this is true...karena gak dipungkiri kita juga cari gaji yang lebih baik akhirnya sering berpindah-pindah dari satu company ke company lain. 

Lulusan Universitas juga kini harus bersaing dengan teman-teman lulusan SMK yang tak jarang justru punya skill lebih baik dan lebih siap pakai dibanding lulusan perguruan tinggi.

Nah seperti itu kira-kira, semoga kita terus belajar dan membaca supaya kemampuan dan ilmu kita tidak ketinggalan dari yang lainnya.